Kucing kampung biasanya memiliki memiliki perilaku yang natural dibandingkan dengan kucing ras. Kucing kampung lebih mudah mengekspresikan emosinya melalui ekornya. Perhatikan bagaimana ekornya bergerak-gerak saat akan menangkap musuh atau berburu. Jangan sekali-kali menarik ekor kucing karena kucing bisa sangat marah dan menggigit tangan.
Ekor pada kucing memiliki fungsi komunikasi. Ekor kucing juga dipercaya mampu memberikan dan mengisyaratkan makna seperti pertanda bahwa kucing sedang marah, emosi, dan tidak tenang. Selain itu sebagai pertanda bahaya karena wilayahnya dikunjungi kucing asing atau pertanda kucing sedang ingin kawin atau sedang ingin dielus dan dimanja. Kesetiaan kucing juga dapat dilihat dari cara kucing meletakkan atau mengarahkan ekornya ke kaki kita.
Ekor pada kucing juga berfungsi sebagai penyeimbang, seperti fungsi ekor pada hewan lainnya. Ekor penyeimbang ketika akan memanjat pohon, lemari, kursi, atau tempat di mana saja kucing ingin berpindah. Oleh karena itu ekor sangat penting bagi kucing untuk berpetualang di alam bebas.
B. Psikologi Kucing
Membicarakan psikologi kucing jinak tidak akan ada habisnya, sederhana karena kucing adalah hewan yang sangat rapi dan pembersih. Pikiran kucing memang menjadi sebuah misteri bagi manusia karena kucing cenderung mandiri. Meski demikian, kita selalu memiliki rasa ingin tahu terhadap perilaku kucing.
1. Egois
Kucing pada dasarnya mandiri karena melakukan segala hal sendiri. Inilah yang menyebabkan kucing memiliki sifat egois. Ada dua penjelasan yang dapat menggambarkan sifat egois kucing. Pertama, kucing sejak awal diciptakan sebagai hewan pemburu. Kedua, kucing tidak pernah dipaksa oleh manusia untuk berperilaku, karena memang ini adalah insting hewan.
Kita bisa memerintahkan anjing untuk berhenti ketika dia menyakiti orang lain, lalu membentaknya. Namun kita tidak akan pernah bisa memerintahkan kucing untuk berhenti melakukan suatu hal, seperti memburu tikus. Bahkan, tanpa diperintahkan untuk bersosialisasi dengan lingkungan pun, kucing tetap melakukannya sendiri. Oleh karena itu, psikologi kucing secara alami masih tidak dapat dipahami sepenuhnya oleh manusia.
2. Daya Ingat Seperti Gajah
Kucing adalah hewan yang mudah beradaptasi. Kucing juga memiliki daya ingat yang luar biasa. Karakteristik itulah yang dapat membantu atau merusak hubungan antara kucing dengan pemiliknya. Misalnya sekali pemilik menunjukkan rasa sayangnya meskipun dalam sebuah rapat kerja, kucing tersebut akan berpikir hal yang sama bahwa pemilik akan menyayanginya dan tidak memarahinya jika datang dalam rapat yang lain. Hal ini terjadi karena kesan pertama itu lah yang ditangkap kucing dalam pikirannya bahwa pemilik tidak keberatan untuk diganggu olehnya saat rapat kerja. Padahal bisa jadi di rapat kerja lainnya pemilik benar-benar tidak ingin diganggu.
Memori kucing terhadap perlakuan manusia akan sangat terekam dengan baik olehnya. Oleh karena itu, saat memperlakukan kucing, pikirkanlah apakah siap untuk menerimanya, bahkan saat sedang tidak ingin diganggu misalnya dalam rapat kerja. Contoh lainnya adalah karena tidak sengaja menginjak ekornya, kucing akan mengingat perilaku tersebut dalam waktu yang lama. Mengembalika kepercayaan kucing pada perilaku tersebut akan memakan waktu.
3. Hal-hal yang dapat dipelajari kucing
Pemilik tidak dapat menerka-nerka pikiran kucing sama halnya dengan anjing. Kucing mungkin memilih tidur di tempat yang sama untuk setahun atau akan berpindah tempat sesuka hatinya tanpa ada alasan yang jelas. Kucing mungkin lebih suka pakan bermerek untuk bertahun-tahun, lalu tiba-tiba menolak untuk memakannya, tanpa penjelasan. Namun, kucing memiliki rasa sayang yang konsisten pada keluarga yang menyayanginya.
4. Rasa Ingin Tahu Kucing
Kucing merupakan hewan dengan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap lingkungannya. Jika sesuatu terlihat tidak sesuai atau aneh, seperti mainan yang bergerak-gerak dengan cepat, sesuatu yang terbang seperti burung, atau aroma yang wangi, kucing akan menyelidikinya. Perilaku ini memang umum pada predator, pikirannya selalu terjaga dan tidak berhenti menyelidiki lingkungannya. Tujuannya agar kucing dapat bertahan hidup di lingkungan tersebut.
5. Teritori Kucing
Kucing merupakan hewan yang cenderung menandai teritori atau wilayahnya. Kucing juga akan selalu bertahan untuk mempertahankan wilayah kekuasaannya dari pendatang lain. Kucing biasanya akan bereaksi luar biasa pada pendatang baru dengan cara meludah dan mendesis. Alasannya untuk mempertahankan wilayah teritorinya. Di alam liar hal tersebut mutlak dilakukan, oleh karena itu, pendatang sebaiknya dikenalkan terlebih dahulu secara perlahan agar tercipta hubungan yang baik.
Kucing yang sudah jinak juga biasanya tidak mempedulikan ada orang lain yang datang ke wilayahnya. Kucing tersebut baru mau berteman dengan orang baru di rumah setelah beberapa hari dan terlihat tidak asing.
6. Terlihat Galak
Saat kucing merasa tidak diperlakukan dengan baik atau ada sesuatu yang mengancamnya, bulunya biasanya berdiri, badannya melengkung, dan miring. Reaksi insting ini membuat tubuhnya terlihat lebih besar dari yang sebenarnya, sehingga membuat lawan takut untuk mendekatinya. Dengan kata lain, semakin besar tubuhnya terlihat, semakin sedikit gangguan/serangan dari lawannya.
7. Menunjukkan Rasa Sayang
Kucing dengan bulu panjang, seperti persia, cenderung tidak banyak bergerak dibanding dengan bulu pendek, seperti ras siamese yang terlihat aktif dan lebih cepat merespon benda asing. Kucing betina biasanya lebih ingin disayangi atau dimanja, kucing betina juga cenderung kurang mandiri dibanding dengan kucing jantan.
Dikutip dari "Panduan Lengkap Kucing" oleh Muhammad A Suwed & Rodame M Napitupulu 2011