Kamis, 31 Juli 2014

Mitos Tentang Pakan Kucing

Mitos Jagung

Mitos : Jagung hanya pengenyang
Fakta : Jagung bukan pengenyang, jagung adalah sumber nutrisi yang luar biasa seperti :

  1. Asam lemak esensial, untuk kulit dan rambut sehat
  2. Beta-karoten, vitamin e dan lutein, antioksidan alami
  3. Karbohidrat yang mudah dicerna, sebagai sumber energi
  4. Protein berkualitas, untuk pertumbuhan otot dan jaringan tubuh
Mitos : Jagung sulit dicerna
Fakta : Jagung yang sudah dimasak, sangat mudah dicerna. Protein di dalam jagung lebih mudah dicerna daripada beras, gandum, barley atau sorgum


Mitos By-Product



By-product merupakan produk sekunder dari pengolahan suatu bahan. By-products sangat umum dalam makanan manusia dan hewan kesayangan. Vitamin E, gelatin, kaldu ayam dan sapi merupakan contoh by-products. Tepung domba juga by-products, karena merupakan produk sekunder yang berasal dari domba yang tidak digunakan oleh manusia.

By-products yang umum digunakan dalam pakan hewan :

Lemak hewani-lemak ayam merupakan by-product dari pengolahan ayam.

Protein hewani-tepung domba, tepung ikan, tepung salmon, merupakan sumber-sumber protein.

Hati babi, ayam, sapi-Organ-organ internal hewan.

Pulp bit-residu kering dari gula bit.

Tomatto pomace-berasal dari kulit, biji dan pulp tomat.

Mitos : Pakan hewan yang mengandung bahan-bahan "by-products" memiliki mutu yang rendah.
Fakta : Kebanyakan by-product merupakan sumber nutrisi terbaik bagi hewan kesayangan. Dengan pengecualian yang sangat jarang terjadi, semua pakan hewan kesayangan mengandung by-products.


Mitos Pakan dengan Bahan Utama Daging


Mitos : Pakan dengan bahan utama daging adalah lebih baik
Fakta : Hewan yang sehat memerlukan nutrien dan asam amino yang lengkap dan seimbang yang berasal baik dari daging maupun non daging. Daging bukan satu-satunya sumber protein. Bahan seperti jagung juga merupakan protein yang baik.

Mitos : Pakan hewan bebas padi-padian lebih baik
Fakta : Tidak ada dasar nutrisi yang mendukung diet bebas padi-padian (grain free). Pakan yang mengandung padi-padian sama-sama mudah dicerna seperti pakan yang bebas padi-padian. Istilah bebas padi-padian sebenarnya kurang tepat, karena semua makanan bebas padi-padian mengandung karbohidrat dari sumber-sumber lain, seperti ubi jalar, yang memiliki karbohidrat lebih banyak dari jagung.

Mitos : Lebih banyak protein lebih baik
Fakta : Hewan tidak dapat menyimpan protein, kelebihan protein memaksa ginjal bekerja lebih keras, karena ginjal berperan dalam metabolisme protein yang akan dikeluarkan bersama urin. 


dikutip dari,"Superior Nutrition for The Life Long Health of Your Pet" by. Hill's Science Diet

Minggu, 23 Februari 2014

Mengenal Perilaku Kucing

A. Ekspresi Ekor

     Kucing kampung biasanya memiliki memiliki perilaku yang natural dibandingkan dengan kucing ras. Kucing kampung lebih mudah mengekspresikan emosinya melalui ekornya. Perhatikan bagaimana ekornya bergerak-gerak saat akan menangkap musuh atau berburu. Jangan sekali-kali menarik ekor kucing karena kucing bisa sangat marah dan menggigit tangan.

     Ekor pada kucing memiliki fungsi komunikasi. Ekor kucing juga dipercaya mampu memberikan dan mengisyaratkan makna seperti pertanda bahwa kucing sedang marah, emosi, dan tidak tenang. Selain itu sebagai pertanda bahaya karena wilayahnya dikunjungi kucing asing atau pertanda kucing sedang ingin kawin atau sedang ingin dielus dan dimanja. Kesetiaan kucing juga dapat dilihat dari cara kucing meletakkan atau mengarahkan ekornya ke kaki kita.

     Ekor pada kucing juga berfungsi sebagai penyeimbang, seperti fungsi ekor pada hewan lainnya. Ekor penyeimbang ketika akan memanjat pohon, lemari, kursi, atau tempat di mana saja kucing ingin berpindah. Oleh karena itu ekor sangat penting bagi kucing untuk berpetualang di alam bebas.

B. Psikologi Kucing

     Membicarakan psikologi kucing jinak tidak akan ada habisnya, sederhana karena kucing adalah hewan yang sangat rapi dan pembersih. Pikiran kucing memang menjadi sebuah misteri bagi manusia karena kucing cenderung mandiri. Meski demikian, kita selalu memiliki rasa ingin tahu terhadap perilaku kucing.

1. Egois
     Kucing pada dasarnya mandiri karena melakukan segala hal sendiri. Inilah yang menyebabkan kucing memiliki sifat egois. Ada dua penjelasan yang dapat menggambarkan sifat egois kucing. Pertama, kucing sejak awal diciptakan sebagai hewan pemburu. Kedua, kucing tidak pernah dipaksa oleh manusia untuk berperilaku, karena memang ini adalah insting hewan.

     Kita bisa memerintahkan anjing untuk berhenti ketika dia menyakiti orang lain, lalu membentaknya. Namun kita tidak akan pernah bisa memerintahkan kucing untuk berhenti melakukan suatu hal, seperti memburu tikus. Bahkan, tanpa diperintahkan untuk bersosialisasi dengan lingkungan pun, kucing tetap melakukannya sendiri. Oleh karena itu, psikologi kucing secara alami masih tidak dapat dipahami sepenuhnya oleh manusia.

2. Daya Ingat Seperti Gajah
     Kucing adalah hewan yang mudah beradaptasi. Kucing juga memiliki daya ingat yang luar biasa. Karakteristik itulah yang dapat membantu atau merusak hubungan antara kucing dengan pemiliknya. Misalnya sekali pemilik menunjukkan rasa sayangnya meskipun dalam sebuah rapat kerja, kucing tersebut akan berpikir hal yang sama bahwa pemilik akan menyayanginya dan tidak memarahinya jika datang dalam rapat yang lain. Hal ini terjadi karena kesan pertama itu lah yang ditangkap kucing dalam pikirannya bahwa pemilik tidak keberatan untuk diganggu olehnya saat rapat kerja. Padahal bisa jadi di rapat kerja lainnya pemilik benar-benar tidak ingin diganggu. 

     Memori kucing terhadap perlakuan manusia akan sangat terekam dengan baik olehnya. Oleh karena itu, saat memperlakukan kucing, pikirkanlah apakah siap untuk menerimanya, bahkan saat sedang tidak ingin diganggu misalnya dalam rapat kerja. Contoh lainnya adalah karena tidak sengaja menginjak ekornya, kucing akan mengingat perilaku tersebut dalam waktu yang lama. Mengembalika kepercayaan kucing pada perilaku tersebut akan memakan waktu.

3. Hal-hal yang dapat dipelajari kucing
     Pemilik tidak dapat menerka-nerka pikiran kucing sama halnya dengan anjing. Kucing mungkin memilih tidur di tempat yang sama untuk setahun atau akan berpindah tempat sesuka hatinya tanpa ada alasan yang jelas. Kucing mungkin lebih suka pakan bermerek untuk bertahun-tahun, lalu tiba-tiba menolak untuk memakannya, tanpa penjelasan. Namun, kucing memiliki rasa sayang yang konsisten pada keluarga yang menyayanginya.

4. Rasa Ingin Tahu Kucing
     Kucing merupakan hewan dengan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap lingkungannya. Jika sesuatu terlihat tidak sesuai atau aneh, seperti mainan yang bergerak-gerak dengan cepat, sesuatu yang terbang seperti burung, atau aroma yang wangi, kucing akan menyelidikinya. Perilaku ini memang umum pada predator, pikirannya selalu terjaga dan tidak berhenti menyelidiki lingkungannya. Tujuannya agar kucing dapat bertahan hidup di lingkungan tersebut.

5. Teritori Kucing
     Kucing merupakan hewan yang cenderung menandai teritori atau wilayahnya. Kucing juga akan selalu bertahan untuk mempertahankan wilayah kekuasaannya dari pendatang lain. Kucing biasanya akan bereaksi luar biasa pada pendatang baru dengan cara meludah dan mendesis. Alasannya untuk mempertahankan wilayah teritorinya. Di alam liar hal tersebut mutlak dilakukan, oleh karena itu, pendatang sebaiknya dikenalkan terlebih dahulu secara perlahan agar tercipta hubungan yang baik.

     Kucing yang sudah jinak juga biasanya tidak mempedulikan ada orang lain yang datang ke wilayahnya. Kucing tersebut baru mau berteman dengan orang baru di rumah setelah beberapa hari dan terlihat tidak asing.

6. Terlihat Galak
     Saat kucing merasa tidak diperlakukan dengan baik atau ada sesuatu yang mengancamnya, bulunya biasanya berdiri, badannya melengkung, dan miring. Reaksi insting ini membuat tubuhnya terlihat lebih besar dari yang sebenarnya, sehingga membuat lawan takut untuk mendekatinya. Dengan kata lain, semakin besar tubuhnya terlihat, semakin sedikit gangguan/serangan dari lawannya.

7. Menunjukkan Rasa Sayang
     Kucing dengan bulu panjang, seperti persia, cenderung tidak banyak bergerak dibanding dengan bulu pendek, seperti ras siamese yang terlihat aktif dan lebih cepat merespon benda asing. Kucing betina biasanya lebih ingin disayangi atau dimanja, kucing betina juga cenderung kurang mandiri dibanding dengan kucing jantan.

Dikutip dari "Panduan Lengkap Kucing" oleh Muhammad A Suwed & Rodame M Napitupulu 2011

Jumat, 07 Februari 2014

TOXOPLASMOSIS DAN PENCEGAHANNYA

          Toxoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit protozoa ber-sel tunggal yang dikenal dengan nama Toxoplasmosis Gondii. Meskipun selama ini toxoplasmosis lebih dikenal pada kucing, namun sebenarnya penyakit ini dapat ditemukan pada hampir semua hewan berdarah panas, seperti burung dan berbagai mamalia macam mamalia termasuk manusia. Hal ini mungkin dikarenakan penyebar utama penyakit ini adalah kucing dan juga golongan felidae yang lain. Selain itu pada tubuh kucing, Toxoplasmosis Gondii dapat mengalami stadium seksual untuk menghasilkan oosit. Oosit ini akan dikeluarkan melalui tinja kucing, dan menyebar ke berbagai tempat. Sedangkan pada hewan-hewan lain, parasit tersebut hanya mengalami stadium aseksual saja. Karena itu lah sekalipun toxoplasmosis dapat ditemukan pada berbagai hewan jenis mamalia dan burung, namun yang bertindak sebagai hospes definitif (induk semang sejati) adalah kucing. Dalam hal ini siklus hidup seksual parasit toxoplasmosis berlangsung di dalam usus kucing dan berakhir dengan ditandai terbentuknya ookista (bulatan kista besar berisi dua kista kecil yang jika pecah akan mengeluarkan parasot aktif). Ookista ini kemudian tersebar melalui tinja kucing.
          Seekor kucing bisa mengeluarkan 10 juta ookista sehari selama 2 minggu dalam tinja/fecesnya. Hanya selama itu pula dia menularkan penyakit ini pada manusia maupun hewan lainnya, karena dia tidak menjadi carrier (pembawa).

Penularan
          Manusia dapat terinfeksi secara perolehan apabila memakan makanan yang terkontaminasi material infektif yang berasal dari kotoran kucing yang terserang penyakit ini. Selain itu juga toxoplasmosis dapat ditularkan melalui daging hewan yang terserang. Pada hewan selain kucing, toxoplasmosis dapat ditularkan dari induk kepada anaknya. Toxoplasmosis tidak ditularkan dari feces selain pada kucing. Toxoplasmosis tahan dalam kotoran kucing di dalam lingkungan selama berbulan-bulan, tahan terhadap disinfektan, pembekuan maupun pengeringan. Namun dapat mati dalam pemanasan suhu di atas 70 derajat celcius.

          Yang perlu diketahui adalah bahwa kebiasaan hidup yang kurang bersih akan semakin memudahkan penularan penyakit ini. Material infektif dari kotoran kucing akan mudah tersebar apabila tertiup angin. Makanan dan air minum dapat tercemar material infektif ini apabila tidak ditutup dengan rapat. Kebiasaan tidak membersihkan tangan setelah berkebun, merupakan salah satu jalan penyebaran penyakit ini. Mungkin saja tanah kebun sudah tercemar oleh kotoran kucing yang mengandung material infektif ini.

Toxoplasmosis Pada Ibu Hamil
hydrochephalus (pembesaran kepala), kebutaan maupun cacat mental/fisik. Ibu yang terkena toxoplasmosis sebelum hamil umumnya tidak  berakibat buruk jika dia mengandung nanti. Pada saat dia sembuh, tubuhnya akan membentuk antibodi terhadap penyakit ini pada saat mengandung nanti. Namun apabila ibu terserang penyakit ini pada awal kehamilan, di mana antibodi penyakit ini belum terbentuk, meskipun penyakit ini tidak menunjukkan gejala klinis apapun, toxoplasmosis akan ditularkan kepada anaknya. Abostus dapat terjadi, dan walaupun anak dapat lahir dengan selamat, namun biasanya mengalami
     Kondisi yang dapat terjadi pada anak yang tertular toxoplasmosis dari ibunya antara lain lahir prematur, retinokoroditis (radang pada lapisan koroid dan retina mata), klasifikasi intra kranial (pengapuran jaringan otak), macrochephalus maupun hydrochephalus, limfadenopati, pembesaran limpogladula, anemia, pembesaran limfa maupun hati dan laundice (sakit kuning). Dapat juga terjadi kelainan dengan ditemukannya jaringan parut pada retina mata. Hal ini menunjukkan adanya infeksi aktif tanpa banyak kerusakan sewaktu dalam kandungan, namun dapat kambuh pada masa kanak-kanak, remaja, maupun dewasa.

Pencegahan Umum
  1. Gunakan sarung tangan ketika berkebun atau membersihkan kandang maupun memandikan kucing.
  2. Bersihkan tangan dengan sabun dan air sampai bersih sempurna.
  3. Cuci pisau maupun peralatan lainnya yang telah bersentuhan dengan daging mentah.
  4. Masak daging hingga benar-benar masak.
  5. Apabila memungkinkan, bekukan daging pada suhu -20 derajat celcius selama 2 hari sebelum dimasak.
  6. Lengkapi kandang kucing dengan kasa anti serangga, untuk mencegah masuknya lalat yang akan mengerubuni kotoran kucing. bila perlu gunakan obat anti serangga di kandang kucing.
  7. Berikan pakan kucing komersial (jangan daging mentah)
  8. Ganti dan bersihkan alas kandang setiap hari dengan air dan antiseptik.
  9. Bersihkan kandang kucing teratur setiap hari.
  10. Vaksin kucing secara teratur untuk menjaga kondisi tubuh kucing sehat. 
dikutip dari "Hidup Sehat Bersama Kucing Peliharaan" oleh Nurheti Yuliarti 2010.

Sabtu, 01 Februari 2014

Mengenali Ciri Kucing Sehat

Kucing yang sehat akan terlihat dari tanda-tanda pada tubuhnya. Berikut ini ciri-ciri kucing sehat :

Kucing Sehat

  1. Perut : Tanpa luka dan nyeri, tidak kembung atau terlalu peka.
  2. Anus : Bersih, tanpa noda atau kotoran, dan kotorannya keluar tanpa sembelit atau mencret.
  3. Nafsu Makan : Baik, dak sering muntah. Berat tubuh proporsional untuk kucing dewasa, sedangkan untuk kucing muda, berat tubuh bertambah sesuai pertumbuhannya.
  4. Napas : Datar dan tenang serta tanpa dengkur atau batuk.
  5. Bulu : Bersih, terawat, licin, tidak rontok dan gundul, atau bulu rontok hanya di sebagian tempat saja.
  6. Cakar : Tidak patah atau lapisan kuku rusak.
  7. Tingkah laku : Siaga walaupun dalam posisi istirahat, tanggap terhadap bunyi dan lincah.
  8. Telinga : Siap menangkap bunyi, bebas kotoran, tidak iritasi, tidak menggaruk, atau menggelengkan kepala.
  9. Mata : Bersih tanpa bercak dan kotoran, kelopak mata tidak tampak, serta tidak bernanah dan berair.
  10. Feses (Kotoran : Selalu dikuburkan, kecuali kucing jantan memberikan tanda untuk membatasi wilayahnya. Tidak diare maupun sembelit. Kotorannya bebas dari parasit dan telur.
  11. Gerakan : Bergerak bebas, sigap, dan gaya berjalan tidak lamban.
  12. Kulit : Licin, tanpa noda seperti terbakar ataupun nyeri dan berparasit.
  13. Gigi dan gusi : Gigi bersih dan berwarna putih, bebas dari kotoran gigi, dan gusi berwarna pink, tetapi tidak seperti terbakar.
  14. Urine : Keluar tanpa kesulitan dan rasa sakit. Normal bagi kucing jantan untuk kencing dalam rumah atau taman untuk menandai daerah kekuasaanya.
Dikutip dari, "Panduan Lengkap Kucing" Oleh, Muhammad A Suwed & Rodame M Napitupulu

Ads Inside Post